Musim kemarau pada tahun 2023 terjadi lebih panjang dari pada tahun sebelumnya. Nyatanya, meski sudah memasuki pertengahan bulan Oktober, namun hujan tak kunjung tiba. Hal ini menyadarkan manusia, bahwa musim tidak dapat ditentukan dengan perkiraan cuaca saja. Namun hanya Allah lah yang dapat menentukannya.
Sebagaimana yang disampaikan oleh Ketua STIQSI Lamongan, al-Ustadz Dr. Piet Hizbullah Khadir S.Ag., M.A saat khutbah shalat istisqa’ di lapangan Kopen, pada Jum’at, 20 Oktober 2023. “Syariat shalat istisqa’ memberikan pelajaran dan hikmah kepada kita, bahwa kita tidak punya kekuasaan dan kekuatan. Sebab musim tidak dapat ditentukan oleh manusia”
Terdapat poin penting yang disampaikan oleh al-Ustadz Dr. Piet Hizbullah Khadir S.Ag., M.A terkait dengan shalat istisqa’. Yaitu shalat istisqa’ menyadarkan bahwa manusia makhluk lemah. Shalat istisqa’ karena kemarau yang berkepanjangan, tanda amarah alam semesta kepada manusia. Serta shalat istisqa’ mengajarkan manusia agar peduli dengan sesama
- Shalat Istisqa’ Sebagai Tanda Kelemahan Manusia
Shalat istisqa memberikan gambaran kepada manusia, bahwasanya manusia tidak memiliki kekuatan untuk mengendalikan bumi ini. Manusia tidak memiliki kekuasaan untuk menentukan musim, meskipun manusia telah memperkirakan hal tersebut. Tetapi yang menentukan hanyalah Allah semata.
Musim kekeringan ini menjadi ajang introspeksi diri bagi manusia atas apa yang telah dikerjakan selama di dunia ini. Sebab musim tidak dapat ditentukan oleh manusia, meski sudah ada teknologi yang dapat memperkirakan cuaca. Akan tetapi penentu musim tetaplah Allah S.W.T.
- Musim Kemarau Berkepanjangan Sebagai Tanda Kemarahan Alam
Musim kemarau yang berkepanjangan sebagai tanda bahwa alam sedang marah terhadap manusia. Untuk itu, pada shalat istisqa’ dianjurkan untuk banyak beristighfar, meminta ampun kepada Allah S.W.T. Karena banyak dosa dan kejahatan yang dilakukan oleh manusia.
Sebagai contohnya kekejaman Zionis Israel terhadap saudara Muslim di Palestina pada akhir-akhir ini. Bahkan mereka tak segan untuk membunuh secara membabi buta. Serta melakukan genosida terhadap rakyat Palestina. Namun dunia bahkan PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) masih diam tak bersuara.
- Shalat Istisqa’ Mengajarkan Manusia Untuk Peduli dengan Sesama
Musim kemarau yang berkepanjangan mengakibatkan lahan pertanian tandus. Serta persediaan air yang berkurang. Imbasnya beberapa masyarakat mengalami krisis pangan. Sehingga hal ini mengajarkan manusia, untuk saling peduli dengan sesama. Jangan sampai kita makan minum dengan lezat, tetapi tetangga kanan kiri tidak merasakan.
Pada akhir khutbah, Ketua STIQSI Lamongan menyampaikan poin penting, supaya kita renungkan bersama bahwa musim adalah ketetapan Allah SWT. Sejatinya di balik terjadinya musim kemarau maupun hujan, terdapat hikmah yang tersimpan pada keduanya.
Reporter : Ratna Dewi Kumala Sari
Editor : Faiq El Meida