SAAT DUNIA PENDIDIKAN INDONESIA HEBOH DENGAN ISU “PENDIDIKAN TINGGI MERUPAKAN TERTIARY EDUCATION”, YAYASAN AL-ISHLAH GELONTORKAN BEASISWA PENDIDIKAN TINGGI

Belakangan ini, dunia Pendidikan di Indonesia dihebohkan dengan cuitan yang menyebutkan bahwa “Pendidikan Tinggi merupakan kebutuhan tersier”. Pernyataan tersebut menjadi lebih heboh karena dikeluarkan oleh salah satu pejabat Kemendikbudristek. Badan yang seharusnya paling bertanggungjawab untuk memperjuangkan hak pendidikan seluruh rakyat Indonesia.

Pernyataan tersebut dikeluarkan ketika merespon banyaknya demonstrasi dari rakyat, utamanya dari mahasiswa terkait kenaikan biaya kuliah (UKT).  Jika kita melihat pengelolaan perguruan tinggi, wajar memang apabila sebuah perguruan tinggi membutuhkan dana yang besar untuk biaya operasional dan pembangunannya. Namun pertanyaannya adalah, seberapa besar kehadiran serta peran pemerintah kita dalam membangun Pendidikan di Indonesia?

Nahasnya, pemerintah bukannya membantu generasi negri untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi. Justru pemerintah mengeluarkan statement bahwa pendidikan tinggi merupakan kebutuhan tersier. Parahnya, pernyataan tersebut diungkapkan oleh pejabat kemendikbudristek. Sehingga dengan membaca pernyataan tersebut, sama artinya bahwa setingkat pejabat tertinggi dalam pengelola pendidikan, ternyata menilai pendidikan tinggi memiliki peran yang tidak terlalu penting untuk membangun sebuah bangsa.

Padahal banyak studi menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara banyaknya lulusan pendidkan tinggi dengan peningkatan ekonomi rakyat. Sehingga banyak atau sedikitnya lulusan pendidikan tinggi diyakini memiliki peran dalam mengentaskan kemiskinan global.

Sayangnya, dalam kurun waktu tiga periode kepresidenan di Indonesia, negara kita ini belum mampu menggerakkan  wajib belajar tingkat menengah menuju wajib belajar tuntas pendidikan tinggi. Minimal memberikan akses serta fasilitas yang luas kepada seluruh lapisan masyarakat dalam melanjutkan sekolah hingga perguruan tinggi.

Kebijakan-kebijakan yang diharapkan bisa dilaksanakan oleh pemerintah diantaranya bisa dengan memberikan biaya pendidikan yang gratis ataupun terjangkau, beasiswa pendidikan, serta memberikan investasi bagi infrastruktur dan Sumber Daya dalam Pendidikan.

*****

Di saat hadirnya pemerintah terasa masih jauh dalam dunia pendidikan, Pondok Pesantren Al-Ishlah mencoba menghadirkan dunia Pendidikan yang terjangkau. Bahkan memberikan beasiswa penuh kepada mahasiswa di Lembaga Perguruan Tinggi yang dinaungi oleh Yayasan Al-Ishlah, yaitu Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur’an dan Sains Al-Ishlah (STIQSI). Selama 7 (tujuh) tahun sejak masa berdiri STIQSI (pada tahun 2017).

Seluruh mahasiswa diberikan beasiswa penuh pendidikan plus asrama. Hingga saat ini, jumlah mahasiswa beserta alumnusnya yang telah diberi beasiswa Pendidikan mencapai lebih dari 150 orang.

Selain itu, di awal bulan tahun ini, yayasan Al-Ishlah juga membuka seleksi beasiswa S2 bagi para alumnus. Karena yayasan Al-Ishlah menganggap pentingnya peran pendidikan lanjut tersebut. Sebagai program perdana, Al-Ishlah memberikan beasiswa yang masih terbatas kepada 6 alumnus STIQSI dan diharapkan para penerima beasiswa tersebut bisa menjadi kader untuk Kembali mengabdikan diri dalam dunia pendidikan, demi memajukan kehidupan umat.

Reporter: Rosydina Robi’aqolbi

Editor: Faiq El