Artikel

PENTINGNYA MEMELIHARA RASA MALU

Kita sekarang hidup di zaman, yang menunjukkan manusia benar-benar lebih sesat dibandingkan dengan binatang. Hal ini dapat ditunjukkan dengan marakanya kasus-kasus seperti, seorang ayah yang membunuh anaknya, korupsi, pemerkosaan, penipuan, para wanita yang suka mengumbar auratnya, mengumbar kata-kata kotor, dan lain-lain. Hal ini disebabkan karena hilangnya rasa malu pada diri seseorang. Oleh karena itu, kita sebagai umat islan harus senantiasa menmelihara dan menjaga rasa malu dengan hati-hari , baik dalam ucapan maupun perbuatan.

Definisi malu dari segi bahasa adalah ( al-hayâ’ ) yang artinya menahan diri dari melakukan sesuatu dengan alasan takut akan celaan dari orang lain. Sedangkan secara istilah malu adalah salah satu akhlak terpuji yang mendorong seseorang untuk meninggalkan perbuatan yang jelek dan menahan dirinya dari merampas hak orang lain.

Rasa malu tidak dapat dipisahkan dari iman yang keduanya merupakan pasangan satu sama lain. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Al Hakim, beliau berkata:

 اَلْـحَيَاءُ وَ اْلإِيْمَانُ قُرِنَا جَمِـيْعًا ، فَإِذَا رُفِعَ أَحَدُهُمَا رُفِعَ اْلاَ خَرُ

       Artinya: “Iman dan malu merupakan pasangan dalam segala situasi dan ini kondisi. Apabila rasa malu sudah tidak ada, maka iman pun sirna.” (HR. Al Hakim).

Ada juga hadis yang mengatakan bahwa “malu itu sebagian dari iman”

Bentuk malu dalam islam terbagi menjadi 3:

1.Malu kepada Allah

Artinya seseorang yang memiliki rasa malu kepada Allah , maka ia akan berusaha untuk meninggalkan segala sesuatu yangdibenci oleh Allah SWT dan mengerjakan segala sesuatu yang dicintai oleh Allah. Sifat malu kepada Allah akan mengantarkan pemiliknya malu untuk berbuat dosa, karena sifat muraqabatullah yaitu sifat merasa selalu terikat oleh Allah dalam setiap kondisi kapanpun dan dimanapun.

2.Malu untuk diri sendiri

Artinya seseorang harus mempunyai rasa malu pada dirinya sendiri. Malu kepada diri sendiri berarti malu ketika ingin melakukan kesalahan tatkala sendiri. Sehingga ketika memiliki niat untuk berbuat dosa tatkala sendiri, malu karena menahan diri untuk melakukannya.

3.Malu kepada orang lain

Artinya tidak hanya malu kepada Allah dan diri sendiri, kita harus memiliki malu kepada orang lain. Orang yang memiliki rasa malu kepada orang lain, maka ia tidak akan berani melakukan kesalahan atau kesalahan di hadapan orang lain.

Rasa malu memiliki keutamaan yang sangat agung dalam syari’at islam,diantaranya :

  1. Malu adalah akhlak Allah dan akhlak yang dicintai-Nya

Sebagiamana Rasulullah SAW bersabda kepada Asyaj bin Abdul Qais, “ Sungguh dalam dirimu ada dua karakter yang Allah sukai yaitu malu dan murah hati.” (HR.Muslim, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Baihaqi).

Rasulullah juga mengatakan, “ Sungguh, Allah itu pemalu. Allah malu bila seseorang mengangkat kedua untuk berdoa kepada-Nya, tetapi Dia mengembalikannya dalam keadaan kosong.” (HR.Tirmidzi).

  • Malu adalah dan cabang kemenangan

Rasulullah ﷺ berdoa, “Rasa malu tidak akan berbuat sesuatu, kecuali kebaikan.” (HR.Bukhori). Dalam hadist lain Rasulullah juga mengatakan, “Malu adalah salah stau cabang dari kemenangan”

  • Malu perhiasan adalah dan keindahan bagi manusia

Rasulullah berkata, “Tidaklah suatu perbuatan ada pada suatu perbuatan melainkan akan merusak nilai perbuatan itu, dan menimbulkan rasa malu pada suatu perbuatan tetapi akan memperindah itu.” (HR.Ibnu Majah dan Tirmidzi)

  • Malu adalah akhlaknya malaikat dan akhlak Islam

Rasulullah bersabda, “Sungguh, aku merasa malu terhadap seorang lelaki yang para malaikat pun merasa malu terhadapnya.” (HR.Muslim)

  • Malu adalah akhlaknya para Nabi
  • Malu akan mengantarkan ke surga
  • Malu adalah tanda hidupnya hati

Dalam Al-mausu’ah al-Fiqhiyah seorang ulama berkata: “Malu adalah bagian dari hidup. Karena hati yang hidup dapat menghadirkan sifat malu. Sebaliknya, sedikitnya rasa malu akibat dari hati dan jiwa yang diganti.”

Inilah malu dalam Islam dan keutamaannya. bekal malu dalam diri seseorang tidak mengantarkannya pada dunia, justru akan membawa kebahagiaan dan kebahagiaan dunia dan akhirat.

Dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa kita sebagai seorang muslim harus menjaga dan       memlihara rasa malu karena malu adalah sebagian dari iman.  

Oleh: Ratna Dwi Kumalasari

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
4.6/5

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Related Article

fahmilqurán.id

fahmilquran.id | kanal integrasi al-qurán dan sains