Artikel

Menjaga Kebersihan Lingkungan, Menjaga Kesehatan Mental

Pak Ali Mansur atau yang lebih akrab disapa Pak Ali selalu membersihkan lingkungan pondok al-Ishlah sejak pagi. Beliau mengumpulkan sampah mulai dari asrama
putri, asrama putra, klinik al-Ishlah hingga lingkungan sekolah, kemudian mengangkutnya ke TPS. Siang harinya beliau menyapu halaman yang dipenuhi dedaunan kering. Meskipun
terlihat remeh, keberadaan Pak Ali di pondok menempati posisi yang penting. Bagaimana tidak, ketika melihat tempat sampah penuh atau halaman yang masih kotor, yang terlintas di pikiran adalah: ke manakah Pak Ali? Apa beliau tidak masuk hari ini? Faktanya, kondisi lingkungan sangat berpengaruh bagi manusia.

Tidak hanya mempergaruhi kesehatan fisik, kebersihan lingkungan juga mempengaruhi kondisi mental. Joseph Ferrary, seorang profesor psikologi dari Universitas DePaul University, Chicago, dalam sebuah penelitian tahun 2016 menjelaskan bahwa kodisi hunian yang kotor dan berantakan dapat menganggu perasaan seseorang dan kemampuannya berinteraksi dengan orang lain. Seseorang yang telah terikat dengan sesuatu, ketika menemukannya dalam keadaan yang tidak sebagaimana mestinya akan merusak pikiran dan perasaan seseorang. Sebuah penelitian dalam jurnal Personality and Social Phycology Bulletin tahun 2010 menunjukkan bahwa seseorang yang menggambarkan lingkungannya sebagai tempat yang kotor dan berantakan memiliki kadar kortison (hormon stress primer) yang lebih tinggi, hal tersebut menyebabkan seseorang menjadi mudah stres, cemas hingga depresi. Sebaiknya, seorang yang menggambarkan lingkungan yang bersih dan rapi memiliki kadar kortisol yang rendah, sehingga memiliki perasaan yang lebih tenang.

Kebersihan dalam Islam

Kebersihan dalam Islam disebut dengan istilah t}aha>rah yang artinya kesucian dan terlepas dari kotoran (al-Fannani, 1993). Istilah t}aha>rah atau kesucian mengadung aspek
ibadah yang artinya menjaga kesucian berarti mentaati perintah Allah Swt. Begitu pentingnya kebersihan ketika mempelajari Islam, hal pertama yang dibahas dalam fiqih adalah tentang bersuci atau t}aha>rah. Rasulullah Saw menjelaskan bersuci adalah setengah dari iman:

Artinya: Dari Abi> Ma>lik al-Ash’ari> beliau berkata bahwa Nabi muhammad Saw bersabda: bersuci adalah separuh dari iman. Membaca subh}a>nalla>h memenuhi
timbangan, membaca subh}a>nalla>h dan alh}amdulilla>h keduanya memenuhi, salah satunya memenuhi apa yang ada di antara langit dan bumi. Salat adalah cahaya,
sedekah adalah petunjuk, kesabaran adalah sinar dan al-Qur’an adalah hujjah atas amal kebaikanmu dan hujjah atas amal burukmu. (Hadis riwayat Muslim nomor 328)

Hadis di atas menerangkan menjaga kebersihan dengan bersuci atau t}aha>rah adalah sebuah kewajiban, karena tidak sempurna iman seseorang yang tidak menjaga kesucian. Terdapat tiga macam kebersihan dalam Islam:

  1. Naz}a>fah, merupakan kebersihan tingkat pertama yakni membersihkan kotoran lahiriah seperti membersihkan sesuatu dengan air.
  1. T{aha>rah, mengandung arti yang lebih dalam yakni kesucian, meliputi kebersihan lahir
    dan kebersihan batin.
  2. Tazkiyah, artinya mensucikan diri dari sifat yang tercela dan memperbaiki diri
    menuju sifat yang terpuji (Masrifah, 2013)

Kebersihan yang terdapat dalam al-Qur’an disebutkan dalam bentuk t}aha>rah dan tazkiyah. Maka Islam tidak hanya menekankan pada kebersihan lahir (jasmani), melainkan
juga kebersihan batin (rohani), seorang muslim juga harus memiliki hati, pikiran dan perasaan yang bersih. Allah swt berfirman dalam surah al-Baqarah [2]: 222 Artinya: sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.

M. Quraish Shihab menjelakan al-tawwa>bi>n adalah orang-orang yang mensucikan hatinya dan al-mutat{ahhiri>n adalah orang yang membersihkan dirinya dengan wudhu maupun mandi. Perintah bersuci telah dijelaskan sejak dini, yakni pada wahyu kedua surah alMuddaththir [74]: 4

Kebersihan Lingkungan yang Diajarkan Rasulullah Saw

Dalam kehidupannya manusia tidak lepas dari lingkungan. Terdapat beberapa hadis Rasulullah Saw yang berbicara mengenai kebersihan lingkungan, diantaranya:

1. Tidak mengotori tempat atau fasilitas umum

Dari Mua>dh ibn Jabal beliau berkata bahwa Nabi Muhammad Saw bersabda: takutlah kamu kepada tiga bentuk hal yang tercela: yaitu buang hajad pada sumber air, tempat manusia berlalu lalang dan tempat berteduh. (Hadis riwayat Abu Dawud)

2. Menjaga kebersihan rumah

Telah menceritakan kepada kami Muh}ammad ibn Basha>r telah menceritakan kepada kami Abu> ‘A telah menceritakan kepada kami Kha>lid ibn Ilya>s, dari berkata; dari Ibn Iya>s dari S{a>lih} ibn Abi} H{assan berkata, aku telah mendengar Sa’i>d ibn al-Musayyab berkata: “Sesungguhnya Allah Swt itu baik dan menyukai sesuatu yang baik, Allah Swt itu bersih dan menyukai sesuatu yang bersih, Allah swt itu mulia dan menyukai kemuliaan, Allah Swt itu dermawan dan menyukai kedermawanan, maka bersihkan teras rumahmu dan jangan menyerupai orang Yahudi. (Hadis Riwayat al-Tirmidzi)

Lingkungan yang terjaga kebersihannya dapat memberi dampak positif bagi kesehatan mental manusia. Lingkungan yang bersih dan rapi membuat seseorang merasa tenang dan nyaman, seseorang juga dapat mengerjakan dan mengorgansir pekerjaan dengan baik sehingga lebih produktif. Sebaliknya lingkungan yang kotor membuat pikiran menjadi kacau dan tidak terkendali. Islam telah melatih dan mengatur kebersihan seseorang salah satunya melalui perintah salat. Yang mana sebelum melaksanakan salat, baik sholat wajib lima kali sehari maupun salat sunnah, seseorang harus memastikan kesucian diri dan tempatnya. Seorang muslim telah terlatih menjaga kesucian diri dan lingkunganya sebagaimana dia terbiasa mendirikan salat. Maka seorang muslim harus senantiasa bersih dan suci karena Allah Swt menyukai kebersihan.

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
4.6/5

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Related Article

fahmilqurán.id

fahmilquran.id | kanal integrasi al-qurán dan sains