RESEARCH DAY (eps 1) “Integrasi Al-Qur’an dan Sains”

Mengutip dari syair lama, “karya tulis (tulisan) akan kekal sepanjang masa, dan penulisnya akan terkubur di dalam tanah”. Syair tersebut menggambarkan betapa kekal sebuah karya tulis, sehingga karya tulis yang baik akan terus membawa manfaat. Program research day dibentuk dengan tujuan yang sama, yaitu mengabadikan tulisan untuk menyebar kebermanfaatan. Memenuhi program tersebut, ketua STIQSI Lamongan Dr. Piet Hizbullah Khaidir, MA. memberikan contoh awal dengan menyampaikan penelitian yang berjudul “Al-Qur’an Sebagai Pengetahuan Integratif: Implementasi Integrasi Islam dan Sains di Perguruan Tinggi” pada selasa, 21 Maret 2023.

Judul tersebut sangat relevan dengan apa yang selama ini dibutuhkan STIQSI Lamongan, sebagai Perguruan Tinggi yang bergerak pada bidang Ilmu Al-Qur’an dan Sains. Integrasi Ilmu Islam (Al-Qur’an) dengan sains memunculkan banyak pertanyaan, salah satunya adalah, apakah Al-Qur’an menyajikan struktur fundamental system pengetahuan yang memungkinkan klaim bahwa sains bisa mengintegrasikan diri dengan islam?

Ustadz Piet menyampaikan, bahwa yang menjadi kendala pada integrasi Al-Qur’an dan Sains adalah pendekatan Islam terhadap sains. Berangkat dari sejarah dan fakta yang telah sama-sama kita ketahui, umat Islam mengalami kegamangan programatik intelektual paska kemerosotan peradaban pada zaman kekhalifahan Turki Ustmani. Dan sekarang, Barat mengalami kemajuan dalam bidang sains dan teknologi, dengan cara mengikuti tradisi yang telah dibangun peradaban Islam sebelumnya. Menyikapi hal tersebut, Umat Islam tidak serta merta menerima dan merespon dengan baik kemajuan ilmu pengetahuan di Barat. Sebagian dari mereka sangat pro dan sebagai dari mereka sangat kontra. Sikap-sikap tersebutlah yang akhirnya melahirkan islamisasi dan integrasi.

Penegasan yang disampaikan oleh ustadz Piet adalah agar para pembelajar tidak menjadikan sumber suci sebagai stempel belaka dengan hanya mencari padanan historisnya terhadap ilmu pengetahuan modern yang sudah berkembang. Arah yang dimaksud beliau dengan adanya integrasi Al-Qur’an dan Sains adalah untuk menemukan kembali peradaban Islam dengan ilmu pengetahuan yang mumpuni. Penjelasan terkait integrasi Al-Qur’an dan Sains tersebut diakhiri dengan pesan terkait tantangan zaman yang harus dihadapi para akademisi, dan juga sajian tentang Manhaj Tafsir STIQSI sebagai tawaran untuk menjalani riset-riset Al-Qur’an.