3 Pesan untuk Mahasiswa Calon Peserta KKN-PAR STIQSI Lamongan 2023

Sebelum Mahasiswa akhir peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM), terlebih dahulu diberikan pembekalan KKN oleh para dosen STIQSI Lamongan. Kegiatan pembekalan dilaksanakan Kamis, 23 Agustus 2023.

Ada beberapa poin yang disampaikan oleh dosen-dosen STIQSI Lamongan yang menjadi narasumber dalam pembekalan tersebut. Beberapa poin yang disampaikan oleh dosen-dosen tersebut sangat penting, dan karena itu harus diperhatikan oleh setiap peserta KKN.

Pertama, mahasiswa perlu melakukan survei lapangan. Survei lapangan penting dilakukan agar peserta KKN dapat mengetahui kondisi sosial masyarakat tempat mereka melaksanakan KKN. Sehingga dapat tergambar program kerja yang hendak dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Hal itu sebagaimana disampaikan oleh Wakil Ketua LPPM STIQSI Lamongan, Ustad Fendi, S.Pd., M.Pd. Ustadz Fendi mengatakan bahwa sebelum terjun melakukan KKN, mahasiswa hendaknya mengadakan survei terlebih dahulu. Tujuannya adalah untuk mengetahui kondisi masyarakat dan demograsi desa yang akan dijadikan tempat KKN. Pada saat melakukan survei ataupun kegiatan, agar diusahakan selalu mendiskusikan tentang program yang hendak dilaksanakan dengan dosen pembimbing dan warga desa tersebut.

Kedua, Pentingnya komunikasi efektif. Seperti yang disampaikan oleh Waka II STIQSI, Ustad Luqman, S.H.I., M.H bahwa komunikasi efektif merupakan suatu hal yang penting, untuk dapat memahami orang yang hendak kita ajak komunikasi. Komunikasi efektif dapat berupa menjaga lisan dan berbicara yang penuh dengan faedah. “Hal ini agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik. Apapun yang nantinya akan kita berikan kepada masyarakat jangan sampai memberikan kesan yang negatif. Oleh karena itu, hal ini sangat penting agar kita dapat menjaga perkataan kita dengan baik dan penuh faedah”, tutur dosen pengampu mata kuliah Filsafat Hukum ini.

Ketiga, agar selalu menjaga membawa nama baik instansi. Hal ini karena ketika mahasiswa STIQSI Lamongan keluar kampus, maka secara tidak langsung membawa 2 instansi sekaligus. Yaitu membawa nama STIQSI dan nama pondok pesantren al-Ishlah. Untuk itu, perlu menjaga etika dalam bermasyarakat. Serta tetap melaksanakan nilai-nilai kepondokan.

“Ketika kita menginjakkan kaki di suatu tempat baru, masing-masing dari kita ini membawa almamater besar yaitu Pondok pesantren al-Ishalah dan STIQSI Lamongan. Maka, jangan sampai program yang akan dilaksanakan tidak sesuai dengan nilai-nilai yang kita bawa di pundak kanan dan kiri kita,” tegas Ustadzah Anis Ulfiatin, S.Sos., M.Sosio., Ketua LPPM STIQSI Lamongan.

Reporter: Nur Halizatul M.
Editor: Faiq El
Proofreader: Phzdr