Waktu kunjungan adalan waktu orang berjumpa dengan anak-anaknya. Bercerita, bersenda gurau. Ditemani berbagai serba-serbi seperti makanan dan minuman. Dan tentunya waktu itu tak banyak yang membutuhkan membeli makanan atau minuman lain.
Tapi itu tak menyusutakan ustadzah-ustadzah itu untuk terus membuka kios es itu. Dengan bermodal dari uang STIQSI mereka mulai menjual es teh. Didampingi beberapa makanan ringan. Mulai dari waktu pertama kunjungan sampai berakhirnya.
Kemarin (5/2/22) waktu kunjungan pertama pada tahun ini, setelah sempat ditiadakan beberapa bulan yang lalu. Ustadzah-ustadzah membuka kios itu sampai waktu kunjungan terakhir (7/2/22).
Ustadzah Rohmah selaku salah satu penggerak bisnis itu mengatkan bahwa bisnis itu memang sudah ada sejak dulu. Mereka ingin memnghidupkan kembali tradisi sempat hilang. Seiring dengan tutupnya pondok oleh kunjugan.“Jadi memang sudah ada sejak dulu. Kami buka lagi pas kunjungan,” ungkapnya waktu itu.
Memang tak heran jika tempat kunjungan dipenuhi makanan serta minuman. Tapi hal itu tak menutup pleuang kios es tersebut laku.
Buktinya kios itu sempat slod out untuk mengisi bahan bakar yang habis terjual. Disela kesibukan melayani pembeli, mereka tidak akan bosan. Karena yang menjual tak hanya satu orang yang ditemani selayar gadget. Melainkan banyak orang. Sehingga sambil jualan sambil berbincang berbagi kisa. Hal yang sangat bermanfaat dan tiak membuang waktu main.