Profil Lulusan STIQSI: Prof. Abdul Kadir Riyadi: Fokus pada Perspektif, Bukan Integrasi Ilmu

Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam proses penyusunan kurikulum sebuah perguruan tinggi (PT) adalah profil lulusan. Profil lulusan menjadi dasar utama yang berkaitan erat dengan output PT, terutama berkenaan dengan kebutuhan masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut, pada workshop dan review kurikulum yang diselenggarakan di Ruang Pertemuan Sekretariat Ponpes al-Ishlah pada Selasa, 5 September 2023, Prof. H. Abdul Kadir Riyadi, Lc., M.SSc. Ph.D., memberikan beberapa masukan terkait profil lulusan STIQSI.

Semula fokus yang dibunyikan dalam profil adalah integrasi al-Qur’an dan Sains, Prof. Kadir mengusulkan fokus pada ilmu sebagai perspektif. Sehingga profil yang diusulkan menjadi sebagai berikut, yaitu: Pertama, STIQSI dapat melahirkan lulusan dengan kualifikasi sebagai mufasir yang memiliki perspektif sains; Kedua, membentuk akademisi yang mumpuni dan menghasilkan penelitian dalam bidang al-Qur’an perspektif sains; dan Ketiga, mencetak peneliti dalam bidang al-Qur’an perspektif sains.

Perlu menjadi perhatian serius oleh pimpinan STIQSI dalam menentukan profil lulusan dengan kemampuan-kemampuan yang dikehendaki. Karena sangat berpengaruh terhadap implementasi mata kuliah yang diajarkan kepada mahasiswa. Sehingga profil lulusan memberikan gambaran bagaimana bentuk lulusan dan kontribusinya dalam masyarakat.

Sebenarnya, tiga komponen profil lulusan STIQSI yang telah diputuskan dinilai bagus oleh Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya, Prof Abdul Kadir Riyadi, Lc., M.SSc. “Sudah cocok, sederhana dan bagus,” ungkapnya.

Pertama, profil lulusan yang melahirkan mufassir pemula. Prof Kadir berpendapat agar menghilangkan kata pemula. Hal ini dinilai realistis karena sudah setingkat S1. Selain itu, dengan adanya kata tersebut, menunjukan tidak adanya kemajuan. Kedua, membentuk akademisi bidang al-Qur’an dan Tafsir. Hal ini perlu diperhatikan untuk membentuk akademisi muslim yang mumpuni dalam bidang al-Qur’an dengan fokus pada perspektif sains, bukan integrasi dengan sains. Ketiga, menghasilkan asisten peneliti al-Qur’an dan Tafsir. Kata asisten oleh alumni Gontor ini dianjurkan untuk dihapuskan. Karena setingkat S1 sudah bukan waktunya lagi sebagai asisten peneliti, melainkan sudah level peneliti.

Beberapa masukan dari Prof Kadir di atas dalam review kurikulum telah mencerahkan pimpinan dan tata pamong STIQSI. Saran dan masukan Prof. Kadir dapat dijadikan rumusan perbaikan serta arahan-arahan STIQSI ke depannya. Dr Piet Hizbullah Khaidir, S.Ag., M.A, Ketua STIQSI Lamongan, mengatakan bahwa review dengam menghadirkan Prof. Kadir hari ini sangat menginspirasi dan mencerahkan.

Sebagai tindak lanjut review kurikulum tersebut, Ketua STIQSI Lamongan, setelah acara penutupan, memberikan briefing dan pembagian tugas kepada tata pamong dan dosen, untuk membuat bahan diskusi dokumen kurikulum berdasarkan masukan dari Prof. Kadir.

Reporter: Lutfiya Nurmayanti
Editor: Faiq El
Proofreader: Phzdr