KKN Adalah Ruang Belajar, Fokuslah untuk Menimba Ilmu di Dalamnya
KKN adalah kuliah yang dihadapkan lagsung dengan ummat dalam komunitas yang mungkin memiliki kebiasaan berbeda. Maka bijaklah untuk memilih yang tepat dan berikan bagi mereka yang terbaik di antara kita, janganlah mengecewakan, karena tak ada kesempatan berleha-leha (H. Ahmad Thohir – Ketua Yayasan PP Al-Ishlah)
Pesan tersebut disampaikan ketua yayasan PP Al-Ishlah pada pelepasan mahasiswa peserta KKN ke-3 tahun 2022. Bertempat di Aula pondok, kegiatan ini merupakan salah satu dari rangkaian acara KKN mahasiswa STIQSI Lamongan dan tindak lanjut dari acara pembekalan KKN sebelumnya. Dihadiri langsung oleh ketua yayasan PP Al-Ishlah, Wakil Pengasuh PP Al-Ishlah, Ketua STIQSI Lamongan, KaProdi IAT STIQSI Lamongan, ketua LPPM, para DPL (Dosen Pembimbing Lapangan), sebagian dosen dan para mahasiswa peserta KKN ke-3.
Ketua STIQSI Lamongan al-Ustadz Dr. Piet Hizbullah Khaidir, S.Ag., MA. Dalam sambutannya mengingatkan agar peserta KKN selalu berkoordinasi dengan DPL masing-masing, sehingga terjalin kerjasama yang aktif dan bermanfaaat. “KKN adalah rung belajar, maka fokuslah untuk menimba ilmu di dalamnya. Selalu perhatikan dan koordinasi dengan DPL pada setiap kesulitan dan permasalahan yang ditemui,” jelasnya.
KKN ke-3 STIQSI Lamongan diikuti oleh 20 peserta dari mahasiswa semester 7 dan didampingi oleh 4 orang Dosen Pembina Lapangan (DPL). Bertemakan “Menyemai Peradaban Islami, Berwawasan Qur’ani,” kegiatan ini akan berlangsung selama 7 hari di Desa Kalitengah Kec. Kalitengan Kab. Lamongan sejak tanggal 01 Oktober – 08 Oktober 2022. Dalam pelaksanaannya para peserta akan terbagi menjadi 5 divisi: pendidikan, keagamaan, kesehatan, kewirausahaan, dan sosial masyarakat.
Di akhir acara Al-Ustadz Drs. K.H. Agus Salim, M.Pd.I (Wakil Pengasuh Pondok Pesantren Al-Ishlah) memaparkan bahwa KKN telah lama menjadi bagian dari program perguruan tinggi. Mahasiswa belajar tidak hanya untuk mendapatkan ilmu yang tinggi, tapi bagaimana ilmu yang begitu tingginya dapat kembali bagi masyarakat agar bermanfaat. Jadikan pertemuan yang dikesan karena semua yang dilakukan dan dikerjakan bermanfaat bagi masyarakat, sebagai bentuk tangungjawab membawa nama lembaga. (Rafita)