Meraih Berkah al-Qur’an dengan Mempelajari dan Merenungkannya

Setelah dibuka oleh KH. Muhammad Dawam Saleh pada 10 Juli 2023, sesi pertama acara OSMABA 2023 selasa, 11 Juli 2023 diisi oleh Ketua STIQSI Lamongan Dr. Piet Hizbullah Khaidir. Didampingi moderator, Luthfi Mutawalli Mahasiswa Semester 3, beliau menyampaikan tugas seorang hamba, termasuk di dalamnya mahasiswa STIQSI, terhadap al-Qur’an, yaitu:

  1. Mengimani
  2. Membaca
  3. Memahami (tadabbur)
  4. Merenungkan (tafaqquh dan tadzakkur)
  5. Mengamalkan
  6. Menyebarkan

Enam tugas tersebut harus dilaksanakan semuanya secara integratif oleh hamba Allah Swt. Dalam kaitan dengan Visi STIQSI, yaitu: “Menjadi Sekolah Tinggi yang Unggul dan Integratif Berdasarkan Nilai-Nilai Pesantren”, enam tugas tersebut sangat penting dipahami dan dipraktekkan secara komprehensif oleh mahasiswa/wi STIQSI.

Enam tugas tersebut dalam pelaksanaannya diwujudkan dalam program studi-studi Integrasi Al-Qur’an dan disiplin keilmuan yang lainnya. Sehingga, secara pelaksanaan tugas terhadap Al-Qur’an, mahasiswa/wi STIQSI bukan sekedar menghafal, tetapi juga membaca al-Qur’an dengan manhaj ilmu yang integratif, memahami al-Qur’an dengan menggunakan pendekatan yang multidisiplin dan interdisiplin, merenungkan al-Qur’an sebagai kalam Allah sekaligus sebagai sumber etik dan gerakan keilmuan, sosial kemasyarakatan, politik, ekonomi, pendidikan, spiritualitas dan sosial kebudayaan. Dalam kaitan ini, mahasiswa/wi STIQSI digembleng untuk menjadi pembelajar yang selalu dekat dengan al-Qur’an dan senantiasa menjadikan al-Qur’an rujukan dalam pemikiran dan gerakan. Amaliyah gerakannya adalah al-Qur’an.

Alumni MAPK Jember ini menjelaskan bahwa STIQSI ingin selalu menyemangati mahasiswa/winya untuk selalu mengisi dirinya dengan Al-Qur’an yang diintegrasikan secara multidisiplin dan interdisiplin dengan keilmuan lainnya. Fokus STIQSI dilandasi oleh keyakinan bahwa dekat dengan al-Qur’an adalah jaminan kesuksesan dan keberkahan lahir batin, dunia akherat. Karena yang menjamin diri yang dekat dengan Al-Qur’an adalah Allah sendiri. Bila ditengok sejarah, sejak para sahabat hingga tabi’it tabi’in bahkan hingga tradisi ulama sampai kini, yang interaksinya dengan al-Qur’an baik, pasti mereka sukses. Dekat dengan al-Qur’an dalam pengertian melaksanakan enam tugas diintegrasikan dengan multidisiplin dan interdisiplin keilmuan, yang telah menghantarkan insan-insan mulia tersebut mengukir sejarah dunia dengan indah dan sukses.

Ketua STIQSI Lamongan ini juga menyinggung soal Big Data dan Teknologi Artificial Intelligent (AI). Tantangan Big Data dan AI dalam kaitan dengan al-Qur’an dan keilmuan yang diintegrasikan dengannya adalah bagaimana para pembelajar al-Qur’an mendalami al-Qur’an dan integrasinya dengan keilmuan lainnya, kemudian melahirkan karya hebat, dan dapat menjadikan rujukan yang mencerahkan. Karya yang mencerahkan itu terus-menerus perlu disebarkan, sehingga menjadi data yang dapat mengisi ruang hampa kehausan orang akan informasi yang mencerahkan. Ketika teknologi AI itu beroperasi tanpa sumber yang kredibel, ini tentu berbahaya. Oleh karena itu, melahirkan karya yang mencerahkan dan kredibel yang berasal dari kajian al-Qur’an integratif tentu sangat dibutuhkan kini dan mendatang.

Dalam kesempatan ini, al-Ustadz Piet pun memberi tips jitu menghadapi bad mood (bm) dan semangat rendah (futur). “Ketika sedang bm dan futur, jangan diikuti dan kalah dengan hal itu. Tarik nafas, ambil wudhu, sholat, baca al-Qur’an. Bangun semangat kembali, yakinkan diri kita untuk selalu melihat dari sisi yang positif. Bersiaplah selalu dengan cara tersebut. Jangan sampai kegiatan harian yang sudah kita tata rapi, berakhir buruk, karena dipengaruhi oleh mood yang buruk itu”, tegasnya.

Menjawab pertanyaan Rafsanjani, mahasiswa baru, yang bertanya ‘Apakah al-Qur’an itu Kalam Allah atau makhluk Allah? Al-Ustadz Piet menjawab bahwa ini adalah perdebatan lama para mutakallimin. Beliau menegaskan al-Qur’an adalah Kalam Allah. Hanya dua kelompok Islam saja yang menganggap al-Qur’an sebagai makhluk, yaitu: Khawarij dan Muktazilah. Pandangan kedua kelompok ini batil dan tidak logis.

Pada akhir sesi, al-Ustadz berpesan agar mahasiswa/wi STIQSI selalu fokus belajar al-Qur’an dan mengabdi di Pondok. Dengan ikhlash dan fokus belajar dan mengabdi ini, in sha Allah keberkahan akan selalu menyertai kita dan keluarga kita. Beliau juga berpesan, kajilah al-Qur’an selalu tanpa jeda. Al-Qur’an itu selalu menghadirkan keunikan kepada diri kita. “Hadirkan keberkahan al-Qur’an dengan selalu membacanya, mempelajari kandungannya, memahami maknanya, menangkap pesan Allah di dalamnya dan mendalami maksudnya”, tuturnya.

Reporter : Nur Laili L.

Editor : Julya Nur I.